Hadits Dha'if

Tulisan Baru

LAZISMUH

Download

SELAMAT DATANG

Minggu, 22 Juli 2012

SABAR DALAM ISLAM

    Sabar artinya menahan diri dalam kesulitan. Ada kalimat mengatakan Shobartu Dabbah artinya : Aku menahan seekor binatang tanpa makanan. Sabar adalah menahan diri dalam hal-hal yang telah menjadi tuntunan akal dan syariat atau keduanya. Setiap muslim butuh sabar adalah sikap sabar, khususnya pada zaman sekarang yang semakin banyak dilanda fitnah, problem, dan musibah yang menerpa kawula muda, bahkan bisa membahayakan dakwah dan risalah yang mereka emban. Hal ini kawula cenderung tidak berhati-hati, ceroboh dan tidak sabar. Oleh karena itu setiap muslim dituntut untuk bersabar, bahkan meski harus menerima penyiksaan pada diri, harta, atau kehormatannya, sebeb beberapa tindak kejahatan terlihat lebih ringan dibanding tindak kejahatan lainnya.

    Manusia terkadang hanya bisa membenci dan membalas dendam untuk dirinya, meskipun dendam itu diperbolehkan, sabar adalah lebih utama. Allah SWT berfirman :



Artinya : "Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar". (QS. An-Nahl : 126)

Allah SWT, berfirman pula :




Artinya : "Berkatalah Musa kepada mereka : "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan". (QS. Asy-Syu'ara : 43).

Para penuntut ilmu termasuk orang yang paling memerlukan sikap sabar. Mereka tidak akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat kecuali dengan terus bersabar dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan, sabar dalam menghadapi perpisahan dengan kerabat dan menahan lapar, dan sabar untuk tahan duduk di sebuah majlis ilmu. Seorang penuntut ilmu dituntut untuk selalu bersabar, berusaha keras.
    Jika anda merasa bahwa tekad dan niat mulai melemah saya sarankan untuk mencari dan membaca sejarah dan biografi para ulama terdahulu. Seberapa besar kekuatan mereka dalam menghafal pelajaran? Seberapa sabar mereka menghadapi segala macam rintangan? Bahkan anda seyogyanya melihat dan mengambil hikmah dari sirah (sejarah) Rasulullah SAW, dan para sahabatnya dalam hal kesabaran.

    Anda mungkin pernah menjumpai para pemuda yang sangat antusias terhadap agama, tetapi tidak didasari oleh ilmu. Anda bisa melihat mereka selalu labil, resah bahkan bolak-balik berpindah ilmu dari satu macam ilmu ke ilmu yang lain atau beralih dari satu golongan ke golongan yang lain, sebabnya tidak lain adalah bahwa ia sangat antusias terhadap agama. Sayangnya antusiasme ini tidak didasari dengan ilmu pengetahuan yang cukup. Diantara akhlak paling baik yang harus dimiliki seorang muslim adalah sikap sabar atau sanggup menahan segala derita dalam membela zat Allah SWT. Seorang muslim harus menahan diri dari hal yang disukainya dalam beribadah dan menaati Allah SWT, dan menjaga diri dari segala maksiat kepadaNya.

    Ia tidak boleh merelakan dirinya mendekati maksiat, meski harus bersusah payah untuk itu. Seorang muslim untuk tetap menghadapi ujian dan cobaan. Ia tidak akan membiarkan dirinya panik atau benci sebab, sebagaimana dikatakan seorang yang bijak, kepanikan bagi oarng yang tengah tertimpa musibah adalah bencana, dan bagi orang yang menanti bencana adalah sebuah kebodohan. Sementara itu benci terhadap Qadar Allah dan ketentuan Allah SWT, sama artinya dengan mengecam Allah SWT. yang Maha Esa dan Maha Perkasa. Dalam menyikapi hal ini, ia harus selalu menyadarkan dirinya kepada janji Allah SWT, berupa pahala yang baik atas ketaatan kepadaNya, serta upah dan ganjaran yang telah Allah SWT, siapkan untuk orang-orang yang taat.

    Sebagai orang yang beriman dan telah menjadikan islam sebagai pegangan dan tuntunan gidup, tentunya kita bisa belajar banyak dari keistiqomahan orang Jepang yang orang-orangnya menjadikan agama bukan sebagai prioritas kehidupannya saja bisa merekrut sikap sabar sebagai salah satu sendi moral yang harus dianut, tentu saja kita sebagai muslim harusnya bisa lebih baik lagi.
    Karena sabar di dalam islam nerupakan salah satu tuntunan akhlak islam yang harus dilaksanakan dalam kehidupan ini.



Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagao penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (QS. Al-Baqarah : 153).

    Abu Said (Sa'ad) bin Malik bin Sinan Al-Khudry berkata : Ada beberapa orang dari sahabat Anshor datang minta kepada Rasulullah SAW, maka diberi oleh Rasulullah SAW. kemudian minta pula dan diberi oleh Rasulullah SAW. sehingga habis apa yang ada padanya. Dan setelah habis semua yang ditangan Rasulullah SAW, beliau bersabda kepada mereka : Apa saja yang akan membawa kebaikanmu tidak akan aku sembunyikan dari kamu, dan siapa yang memelihara kesopanan dirinya. Allah akan memelihara kesopanannya dan siapa yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya, dan siapa yang berlatih kesabaran maka Allah akan menyabarkannya. Dan tiada orang yang mendapat karunia Allah SWT, yang lebih baik atau lebih dari kesabaran (HR. Bukhari, Muslim)

    Riadhus Shalihin hadits di atas memberi pengertian bahwa kesopanan diri dan kesabaran itu terjadi dengan latihan dan usaha perjuangan melawan hawa nafsu. Kesabaran ada atau tidak semata-mata datang tanpa usaha, ikhtiar. Dan Allah disamping ikhtiar usaha kita itu akan membantu (menolong) sehingga terlaksana. Jadi jelaslah bahwa kesabaran merupakan tuntunan  di dalam islam. Sehingga seharusnya jika benar-benar beriman kepada Allah SWT dan Rasunya SAW, maka hendaknyalah kita menjadikan sabar sebagai akhlak dalam kehidupan itu. Karena dengan maengamalkan kesabaran itu Allah SWT akan memberikan pahala atasnya. Sebagaimana firman Allah SWT ;





Artinya : "Katakanlah : "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu, " Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (QS. Az-Zumar : 10).
Minggu, 01 Juli 2012

UJIAN KEHIDUPAN



Manusia adalah makhluk yang unik. Pernahkah kita merenungi mengapa kita unik? Apa sajakah keunikan manusia yang membuatnya berbeda dari makhluk Allah yang lainnya. Keunikan pertama manusia adalah makhluk Allah yang dimuliakan (mukarram). Allah SWT berfirman :






 Artinya : " Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkat mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan". ( QS. Al Isra' : 70 )

Dimuliakannya manusia adalah diberikannya manusia oleh Allah berbagai potensi seperti akal pikiran, kelebihan berbahasa, dan keindahan fisik. Allah SWT berfirman :





Artinya : " Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya". ( QS. At-Tiin : 4 )
Keunikan kedua, manusia adalah makhluk Allah yang mendapat tanggungjawab besar (mukallaf). Dahulu Allah telah menawarkan amanah kepada langit dan gunung-gunung, tetapi semuanya menolak, dan hanya manusia yang menerimanya. Allah SWT berfirman, “ Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat ini dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”. (Q.S. Al Ahzab : 72).

Keunikan ketiga, manusia adalah makhluk Allah yang diberi pilihan (mukhayyar). Allah memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk beriman, taat dan bersyukur atau sebaliknya kufur, ingkar dan tidak bersyukur. Hanya saja dengan kebebasan memilih ini manusia harus siap menanggung konsekuensinya, yaitu adanya balasan atas pilihannya. Jika ia memilih untuk berbuat baik maka iapun akan mendapat pahala, balasan kebaikan dan surga. Sebaliknya jika ia memilih untuk berbuat buruk maka iapun akan mendapat dosa, balasan keburukan dan neraka.

Manusia juga akan diuji atas apa saja yang telah Allah anugerahkan kepadanya. Allah memberikan anugerah yang berbeda-beda kepada setiap orang untuk menguji apakah seseorang bisa menggunakan setiap anugerah yang Dia berikan secara benar sesuai dengan yang Dia kehendaki ataukah tidak. Allah SWT berfirman :









... sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan ..."

Di dalam ayat yang lain Allah berfirman :














artinya : " Dan Dialah yang menjadikan kamu pengusas-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al An-Am : 165)

Dalam hidup ini tidak ada orang yang belum pernah mendapatkan ujian. Seorang bayi yang akan belajar jalan juga diuji dengan telapak kaki yang sulit menapak ke lantai. Ujian tak memandang umur, baik tua maupun muda. Ketika manusia harus dihadapkan dengan suatu masalah, mereka akan melakukan dua hal yaitu menghadapi masalah dengan baik atau menghadapi masalah dengan buruk.

    Manusia memiliki suatu keinginan yang tinggi, misalnya keinginan untuk menjadi seorang sarjana. Dalam perjalanannya menuju seorang sarjana, seorang mahasiswa mengalami rintangan-rintangan. Rintangan yang kecil maupun rintangan yang besar, namun pantang menyerah dan terus berusaha untuk cepat lulus kuliah agar menjadi sarjana. Tetapi pada saat memasuki semester terakhir, dia mengalami musibah ? yang mengharuskan untuk fokus dalam kuliahnya. Dan pahitnya lagi, dia tidak tahu kapan dapat berkuliah lagi sedang umur juga semakin bertambah.

    Seorang pedagang es keliling yang menjajakan es secara keliling karena cuaca mendung jualan es kurang laris, dan mengeluh kenapa pagi hari cerah sekarang mendung dan sebentar lagi hujan membuat dagangan saya tidak laku saja?.

    Walaupun seorang yang taat beribadah, shalat 5 waktu, suka bersedekah dan orang yang ramah. Tetapi kenapa mengalami ujian yang berat? Apakah Allah SWT tidak adil? seribu pertanyaan yang muncul dari semua ujian yang datang.

    Mengapa manusia diuji?
Dikatan oleh ustadz Harun Yahya, Allah menguji manusia di muka bumi untuk memisahkan antara mereka yang beriman dan mereka yang tidak beriman, serta untuk menentukan siapa yang terbaik amal perbuatannya.

    Oleh karena itu pengakuan seperti "Aku beriman" tanpa bukti tindakan yang sesuai dengannya tidaklah cukup. Di sepanjang hayatnya manusia di uji dalam hal keimanan dan keta'atannya kepada Allah, termasuk kegigihannya dalam memperjuangkan agama Allah. Pendek kata, di uji dalam ketabahan sebagai hamba Allah dalam berbagai kondisi dan lingkungan yang di kehendakiNya. Ini dinyatakan Allah dalam ayat berikut :








" Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (QS. Al-Mulk : 2)


    Semakin berat ujian yang kita alami berarti semakin besar tingkat keimanan kita. Ingatlah, Iman bukanlah sekadar pengakuan tetapi tindakan yang sesuai dengan keimanan. Sesungguhnya cobaan yang diberikan oleh Allah itu sedikit, tetapi kita merasakannya begitu banyak. Cobaan itu yaitu perasaan takut, lapar, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, berupa musibah dunia maka kita harus sabar.

    Imam syafi'i menafsirkan rasa takut itu adalah rasa takut kita kepada Allah. Sehingga semua cobaan itu diberikan untuk menguji sejauh mana keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Jika kita dapat bersabar maka kita akan mendapatkan pintu rahmat Allah baik di dunia maupun di akhirat nanti, mendapatkan hidayah seperti yang diberikan kepada para nabi, para shidiqqin, para syuhada, para sholihin. Semoga kita menjadi orang-orang yang sabar ketika mendapatkan ujian dan selalu kuat dan ikhlas dalam menerima cobaan hidup yang diberikan Allah kepada setiap manusia.

Wallahu a'lam bish shawab.





Pilih Bahasa

Tentang Saya

Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kramatsari
Lihat profil lengkapku

E-Book

E-Book
Download E-Book Islami

Al-Qur'an Terjemah

Kamus Arab Online

Fatwa Tarjih

Pengikut